Ilusi

Tak ingin mati, sepi menjelma pesta. Riuh dalam kepala, ilusi menjebak otak.
Berjarak bayang, akankah hidup akan terulang?
Aku kembali.
Ku arungi lagi imajinasi dalam petualangan fantasi tak bertepi.
Mencerna kata dan secawan anggur sebagai kawannya.
Semua melambat tak ingin cepat,
kepergian adalah akhir kesedihan.
Senyum tersungging, belalak tawa;
esok akankah ada?
Berpindah cahaya redup yang terlalu terang.
Takut, bayangku dibelakang.
Malam yang hingar dan tak lagi bingar.
"Kapan berakhir?" Entah, senang atau bosan, aku meronta lalu gila.
Terbahak tak bersuara, marah berkuasa mengalah.
Luas, lalu lalang tak bersekat.
Hampa pekat memandang terhalang.
Emosi luruh dalam alam bawah sadar.
Jatuh!
Logika bertamu pada rumahnya sendiri,
mengakrabi lalu kusuruh pergi.
"Indah ini sementara, datanglah besok saja!"
Bukan lubang maupun liang.
Terperangkap dalam dan congkak akan bantuan.
Memanipulasi bahagia walau muak untuk memuja.
"Mati? Tidak! Maaf belum kuterima"
Mimpi tak kunjung nyata.
Terlampau jauh, lari kukejar berbekal peluh.
Silangkan paha mengajak nyaman.
Desis air dan bayu sepeninggal budak jalanan.
Ditepian, melihat namun tak terlihat.
Menopang dagu kepala kosong, lamunanku bermuka aspal.
Saat bergeming meratapi,
ini akhir yang terlalu dini.
Jangan Kau akhiri!
Lucuti saja semua, aku pasrah.
Lalu ajak ku berperang, ditangan-Mu aku tenang.
Sesalku bisa saja hilang,
biar kubakar dengan dosa masa lalu.
Akan kuadu, apakah Cinta masih bertahta dalam dadaku?
"Ilustrasi dari ilusi penglihatan setengah sadar.
Gambarkan sendiri! Atau coba dan nikmati!!"
Selamat bermimpi dalam ilusi, menari dengan nada dan puisi.

Comments

Popular Posts